Sunday, August 31, 2014

Fiksi: The Fall of Five


Judul Buku      : The Fall of Five
Pengarang       : Pittacus Lore
Penerbit           : HarperCollin’s Children Book, diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Penerbit Mizan Fantasi
Tahun              : 2014
Halaman          : 452 halaman

The Fall of Five merupakan buku keempat dari rangkaian seri Lorien Legacies yang seri pertamanya, I am Number Four, pernah diangkat ke dalam film layar lebar. Buku ini terdiri dari 37 Bab yang memiliki tebal 452 halaman, termasuk 52 halaman di dalamnya merupakan ‘The Lost Files’. Melanjutkan seri sebelumnya, The Rise of Nine, cerita ini diawali dengan Sam yang masih dikurung dalam sel Mogadorian dan cerita mengenai penyiksaan yang ia dapatkan. Sam kemudian diselamatkan oleh ayahnya dan berhasil kabur untuk menemui para garde. Di sisi lain John Smith beserta kelima garde lainnya, beserta Sarah, kembali ke Chicago untuk memulihkan diri dari pertempuran melawan pemimpin Mogadorian, Setrakus Ra. Alih-alih memenangkan pertempuran dengan gabungan kekuatan dari enam garde, mereka kalah telak.
John, Sarah, dan Nomor Enam memutuskan pergi untuk menemukan garde terakhir, Nomor Lima, di Arkansas setelah muncul pesan anonim di sebuah website. Sementara yang lainnya menunggu di penthouse sambil menjaga Ella yang terus-terusan bermimpi buruk sejak pertempuran terakhir. Pencarian Nomor Lima berlanjut dengan pertemuan John dengan Sam beserta ayahnya yang menyelamatkan mereka dari serangan Mogadorian di Arkansas. Layaknya reuni sebuah keluarga, mereka semua berkumpul kembali di penthouse dan bersama-sama berlatih untuk menghadapi pertempuran selanjutnya.
Satu per satu rahasia mulai terkuak, dan mimpi buruk Ella semakin parah. Mereka menyadari waktu mereka semakin sempit. Dan tidak hanya Mogadorian yang menjadi musuh mereka, melainkan salah seorang dari mereka pun ternyata berkhianat. Kematian pun tidak dapat dielakkan.
Buku ini sangat cocok untuk penggemar fantasi yang haus akan cerita yang heroik. Sama seperti seri sebelumnya, Pittacus Lore menuliskan buku ini dari berbagai sudut tokoh yang terlibat. Pembaca akan dibawa menyelami karakter setiap tokoh sehingga membuat pembaca ikut mengetahui serta merasakan yang dialami oleh tokoh lainnya. Adegan pertempuran yang menguasai hampir seluruh isi buku ini pun digambarkan dengan detail dan apik. Tidak lupa Pittacus menambahkan cerita dibalik awal pertempuran dalam ‘The Lost Files’ yang disisipkan di akhir cerita. Dengan gaya bahasa yang ringan dan penerjemahan bahasa sehari-hari yang santai oleh Penerbit Mizan Fantasi, cukup memudahkan pembaca mengikuti alur cerita.

Lawangwangi Creative Space, Bandung

Masih dalam perjalanan after—graduation—party, gue dan teman-teman gue mencari lokasi kafe yang pernah masuk di akun instagram kuliner Indonesia. Bermodal google maps, kami mencari tempat tersebut yang—katanya—berada di daerah Dago, walaupun kenyataannya lebih menuju ke daerah Lembang. Posisi kami dari Braga dan kami serasa melewati bukit menuruni lembah karena jalanannya berkelok-kelok seperti di Puncak. Bahkan kami sempat nyasar dan jalanan yang seharusnya malah lebih curam lagi. Gue sedikit khawatir karena mobil yang kami gunakan itu sedikit bermasalah di bagian kopling. Setelah tanya-tanya sana-sini ditambah google maps yang selalu re-routing kami pun sampai ditujuan. Perjuangan kami masih berlanjut. Untuk masuk ke tempat tersebut kami harus—kalo kata google mapsslide right dan menanjak karena letak bangunannya yang di atas. Dan finally, this is it Lawangwangi Creative Space!



Pertama kali kami masuk, kami langsung disuguhi pameran seni yang menarik perhatian. Belum lagi rubik raksasa yang terletak di depan tangga. Jadi selain galeri, tempat ini juga memiliki kafe yang terletak di lantai dua. Kami pun langsung disambut oleh waiter yang ramah dan mengantarkan kami ke seat yang kosong. Tempat ini terbagi indoor, semi, dan outdoor. Outdoor ini lebih menarik karena menggunakan sofa berwarna ungu dengan dinding-dinding kaca transparan sehingga dapat melihat pemandangan. Tetapi berhubung kami sampai sana sekitar jam 1 siang dan panas, kami lebih memilih di tengahnya di semi.

Tempatnya benar-benar nyaman, worth it setelah melewati jalanannya yang memang butuh sedikit effort lebih. Kami berkeliling sebentar dan mengambil beberapa foto, kesempatan yang tidak boleh disia-siakan hehe. Sebenernya gue juga masih kenyang tetapi kapan lagi kan kesini? Akhirnya kami memesan makanan yang tersedia di menu. Sambil menunggu makanan, kami pun diberikan welcome snack semacam krakers singkong.


Service timenya ga terlalu lama, sekitar nunggu 15min dan itu juga ga berasa karena kami sibuk take a pic sana-sini hehe. Ta-da ini adalah pesanan gue!



Cream of Chicken Soup dengan garlic bread.
Sup krim ini cukup kental dan di dalamnya terdapat potongan ayam. Rasanya gurih dan cukup terasa asinnya gue bilang, tapi masih bisa ditoleransi karena rasanya masih enak. Entah karena memang didiamkan cukup lama atau memang supnya tidak hangat. Jadi kurang oke aja sih.



Nasi Goreng Risotto
Nasi ini disajikan dengan saus keju mozzarella dan sebagai pengganti kerupuk terdapat corn chips di sekitarnya. Serius, gue kira ini nasi kuning! Gue juga bingung bagian mana yang menunjukkan nasi gorengnya. Dan ternyata gue salah, mungkin kaya gini kali ya risotto. Nasinya lembut berbumbu creamy dan gurih. Dan di dalam nasinya terdapat potongan keju. Rasanya enak! :D



Banana Oreo
Jadi, minuman ini semacam blend dari oreo dan cokelat yang dikasih sirup pisang. Rasanya manis dan pisangnya cukup berasa, but it’s missing oreo taste. Tapi enak kok :D

Kemudian ini adalah beberapa pesanan teman-teman yang lain,

Ayam Penyet Lawangwangi


Chicken Lawangwangi

Moon Light

Violet

Overall, setelah icip-icip semua rasanya enak. Paling enak minuman Violet itu, rasanya semacam anggur menyegarkan. Harganya juga ga terlalu mahal loh! Gue bilang malah lebih murah daripada kafe sejenis di Jakarta. This is our bill.




Sayangnya cuma ada di Bandung, jadi gue nggak bisa sering-sering kesini deh hehe. So, they have good service,good  place, good view and good food. Recommended place! :DD

Bandung Culinary Trip!

Yesterday, I had after—graduation—party with my friends, so we decided to go to Bandung! Yeay! Rencananya kami hanya ingin makan-makan cantik di Kota Kembang tersebut. Well, kami berangkat jam setengah 7 pagi dari Depok dan sampai di Bandung pukul sekitar setengah 10 pagi. Dengan menggunakan navigasi di google maps, kami menuju ke daerah Braga untuk mencari makanan pengganjal. Setelah melewati Gedung Sate—ikon kebanggan Kota Bandung—dan sejumlah tempat makan yang menarik, kami akhirnya ke Batagor & Siomay Kingsley di Jalan Veteran karena saat itu tempatnya ramai. Kami memesan batagor campur dan es teh. Satu porsi batagor campur terdiri dari dua buah batagor dan satu siomay. Porsinya lumayan besar kok, segitu aja sudah cukup bikin kenyang hehe. Nah, kami berpikir awalnya harga satu porsinya sekitar Rp20k-an sekelas batagor yang di Soerabi Enhaii. Ternyata satu porsi dengan tiga potong tersebut dihargai sebesar Rp 30k, tidak lupa ada pajaknya juga 10%. Cukup mahal sih gue bilang tetapi apa daya kami pun membayar makanan penganjal perut itu.

Saat kami menuju mobil untuk bergerak ke tujuan selanjutnya, kami melipir ke Es Bungsu 29 yang tidak jauh  dari situ. Dari luar tempatnya kecil seperti hanya gerobak dan beberapa bangku untuk duduk. Ternyata saat kami masuk ke dalam, tempatnya memanjang dan cukup dapat menampung orang banyak. Yang menarik disepanjang di dinding ruangan dipajang figura The Rolling Stones.


Dan ini adalah wujud dari Es Bungsu tersebut yang dihargai Rp12k.


Es Bungsu ini terdiri dari alpukat, kelapa, kolang-kaling, dan semacam mutiara yang berwarna merah. ‘Kuah’nya ini terbuat dari air kelapa dan susu. Rasanya manis dan menyegarkan. Boleh banget nih dicoba kalo lagi daerah Bandung :D

Tidak lengkap sepertinya kalau kami tidak mencoba Steak Ranjang yang cukup nge-hits di Bandung. Tidak lupa tagline dari resto tersebut adalah nikmat menggelinjang. Kami pun meluncur ke daerah Dipatiukur. Tempatnya sedikit tersamar dengan FO dan tempat lainnya, buat kami yang bukan warga Bandung agak susah cari tempatnya. Jadi, tempatnya ini semacam ruko gitu. Pertama masuk gue lihat tempatnya udah penuh, jadi mas-masnya menyarankan kami untuk ke lantai dua.  Pas kami mau naik tangga, ada seat yang ditujukan khusus untuk Jomblo. Lucu sih ini hahaha.

Kami pun diberikan buku menu dan terlihat bahwa harganya cukup terjangkau. Gue pun memesan Tenderloin Steak, Brown Sauce (Rp19k) dengan ekstra keju (2k) dan minumnya cukup air mineral botol (3k)


Honestly, it’s under my expectation. Rasa steaknya biasa aja dan brown sauce yang katanya mushroom sauce itu sama sekali ga berasa jamurnya. Rasa sausnya manis dan steaknya ini nggak hangat atau panas seperti seharusnya. Temen-temen gue yang lain pun kurang lebih merasa sama. Bu,  it’s not bad at all. Kalau melihat harganya yang terjangkau sih memang cukup. Mungkin kalo buat gue rasa saus manisnya itu yang bikin gue kurang bernafsu. Jadi, gue cukup sekali aja sih nyobain hehe.

Overall, it’s a great culinary trip! :D


Thursday, August 7, 2014

Yatai Sushi and Snow Ice

Bermula dari  status check-in seorang teman di Path, saya yang penasaran--dan merasa tergiur dengan foto makanan yang diposkan--mampir ke Yatai Sushi and Snow Ice yang terletak di Jalan Kartini Raya No. 46, Depok. Jika Anda mengetahui pertigaan lampu merah jam Depok atau apotik, letaknya tidak terlalu jauh dari situ. Dari arah Margonda menuju Stasiun Depok Lama, pas sekali di belokkan sebelum tanjakan menuju arah Jalan Dewi Sartika. Tempatnya tidak begitu besar dan cukup nyaman untuk berkumpul dengan teman atau keluarga. Ruangannya cukup terbuka dan terletak di pinggir jalan jadi walaupun tidak menggunakan pendingin ruangan tetap terasa sejuk.
Yatai Sushi and Snow Ice ini didirikan oleh Nobe Kenji yang memang koki salah satu restoran jepang ternama di Jakarta. Beliau menciptakan 'Yatai' yang berarti warung sehingga menyajikan masakan jepang tingkat menengah dengan harga yang bersahabat.

Beef Pizza Sushi Roll saya pilih sebagai makanan pembuka. Satu porsi terdiri dari 6 potong sushi. Saya suka sekali dengan rasa sushi yang disediakan, tidak terasa amis, enak dan sesuai dengan lidah saya. Kisaran harga untuk sushi yaitu 25ribuan.

Beef Pizza Sushi Roll
 
Kemudian saya memesan Osaka Curry Rice, yaitu nasi steam dengan bumbu kari yang sedikit pedas dan disajikan dengan salad. Porsinya cukup mengenyangkan. Selain menu ini, juga terdapat menu lain, seperti Chicken Katsu, Chicken Teriyaki, Hamburg Rice, Ramen, Takoyaki, Okonomiyaki dan Salmon Miso Soup. Harganya pun bervariatif namun masih dibawah 30ribu.

Osaka Curry Rice
Nah, terakhir untuk dessert saya merekomendasikan Snow Ice. Terdapat berbagai macam rasa, mulai dari Chocolate GreenTea, Mango dan Diet Choice. Porsinya lebih kecil dari Snow Ice Pasar AhPoong, namun rasanya tidak kalah enak. Selain itu, juga terdapat pilihan dorayaki dan chocolate bar tempura sebagai dessert. Saya memilih Snow Ice Mango Tango yang disajikan dengan buah mangga dan stroberi. Mango Tango ini rasanya sedikit masam, segar dan pas berpadu dengan snow ice. Harga untuk Snow Ice ini adalah 20-25ribu.
 Snow Ice Mango Tango

Untuk minuman, Yatai Sushi dan Snow Ice menyediakan berbagai jenis minuman mulai dari jus, smoothies, kopi, ice tea dan air mineral. Saya memilih air mineral untuk menetralkan semua rasa setelah makan. Secara keseluruhan saya sangat puas. Bagaimana? Apakah Anda tertarik? Silahkan mencoba! :)


Photo Source: Dokumen Pribadi

(Tidak Ada) Harapan

Seorang wanita menatap layar telepon genggamnya dengan nanar. Matanya masih terlihat sembab. Aku rasa ia habis menangis lagi semalam. Ia kemudian memejamkan matanya, mulutnya bergerak pelan. Ia terlihat khusyu berdoa. Sulit sekali menghentikan dia. Aku yakin ia sedang berdoa, mendoakan pria yang menurutku tidak pantas lagi untuk ia pikirkan. Seberapa pun ia tidak peduli tetapi dalam hatinya selalu berdoa untuk keselamatan pria itu. Berharap si pria selalu baik-baik saja dalam lindungan-Nya

Lihatlah! Ia mengasihani dirinya sendiri. Menutup diri. Tidak ingin percaya. Takut tersakiti lagi. Walaupun aku merasa hal ini sangan janggal. Ia selalu ingin diselamatkan, tetapi selalu takut untuk menerima uluran tangan orang lain yang akan membantunya. Ia sudah jatuh berulangkali. Kini merangkak mencari serpihan hati dan kepercayaannya yang disia-siakan. Dan ia membiarkan dirinya tenggelam dalam pikiran-pikirannya sendiri.

Aku berdoa untuk dirinya. Semoga ia menemukan apa yang ia cari. Bukan hanya sekedar cinta dan rasa sayang, tetapi alasan, keinginan dan kekuatan untuk membuat hidupnya lebih baik lagi.

Tuhan, tolong jaga ia.