Wednesday, January 30, 2013

Menukar USD ke IDR

Saya mau sharing mengenai pengalaman saya memasukan uang US Dollar ke tabungan Rupiah langsung melalui bank yang baru saja saya alami. Semoga info ini dapat membantu :)

ini uang kertas 10ribu yang aku buat jadi burung bangau hehe :)


1. Periksa kurs sebelum menukar
Ini cukup penting mengingat kurs seringkali mengalami perubahan. Alangkah lebih baik jika Anda menukar dollar ketika sedang tinggi. Saat ini (30/01) berkisar sekitar Rp9600-9700 :)

2. Pastikan uang dollar dalam keadaan baik
Dalam keadaan baik ini tentunya harus seperti baru. Benar, harus rapi, ga lecek, tanpa ada cacat, bahkan lipatan sekalipun. Karena ada tekukan sedikit akibat dompet lipat, bank tidak mau menerima. Pihak bank akan bilang bahwa uang dollar kita tidak laku. Jadi, bener-bener harus hati-hati! :o

3. Usahakan uang dollar dalam pecahan 100 (untuk USD)
Saya kurang memahami alasannya, tetapi uang pecahan 50 USD saya hampir ditolak karena pecahannya kecil, dan kembali lagi pihak bank akan bilang bahwa uang dollar kita tidak laku :')

4. Tukarkan terlebih dahulu di money changer
Ini paling penting dan paling utama. Saya baru mengetahui ada biaya administrasi yang dikenakan oleh bank ketika saya menabung dollar ke tabungan rupiah saya. Saya menggunakan Bank Man*diri, entah berlaku pada bank lain atau tidak, hanya mungkin ini perlu diperhatikan agar Anda tidak mengalami kerugian. Biaya administrasinya sekitar Rp9800 sekian, dan tidak dapat diambil dari tabungan melainkan Anda harus membayarnya secara cash. Jadi sebaiknya untuk semua penukaran uang asing ke rupiah ditukarkan lebih dahulu di money changer.

Kurang lebih itu yang dapat saya sampaikan. Ini pengalaman pertama buat saya sehingga saya kurang memperhatikan paham tata caranya. Terima kasih telah membaca :)

Sedikit Ingatan Tentang Salemba

Semua diawali dari keterpurukanku tidak lolos SNMPTN yang akhirnya membuatku memilih salah satu jurusan yang baru pertama kali aku dengar namanya karena kuota tersisanya yang lebih banyak daripada jurusan lainnya. Rasanya senang luar biasa saat aku keterima di pilihan itu. Namun saat mengetahui bahwa kuliahnya di Salemba, aku sedikit uring-uringan mengingat aku anak rumahan yang belum pernah pergi sejauh itu. Saat itu aku takut sekali pada kereta yang melintas memasuki peron, alih-alih bersiap-siap untuk naik aku pasti mundur beberapa langkah agar tidak terkena angin kencang yang dibawa oleh kereta listrik itu. Mencari teman kesana kemari, yang tidak lain maksudnya adalah cari 'barengan'. Tidak banyak yang aku ingat mengenai hari pertama kuliahku disana, atau bagaimana rasanya akhirnya naik kereta. Tetapi aku bisa pastikan itu sebuah pengalaman yang sangat menarik.

Hal pertama yang aku ingat tentu saja saat hari ketigaku untuk mengikuti masa bimbingan. Aku terpaksa naik kereta ekonomi karena aku sudah tertinggal kereta ekonomi AC (saat itu istilahnya belum commuter line). Semua ketakutanku menjadi nyata. Benar saja, aku tidak dapat duduk, berdiri bersama orang lain, penuh sesak, sulit bernafas ditambah lagi pikiranku campur aduk. Aku telat dari waktu janjianku dengan teman sekelompokku. Aku benar-benar kesal sekali hingga aku tidak dapat mengatur nafasku dengan baik. Dan terjadilah, aku pingsan! Saat itu hanya ada dua orang laki-laki di kelompokku. Salah satunya ketua angkatan dan yang satunya akhirnya menjadi ketua BEM fakultas. Dan mereka mengangkatku ke PKM. Ternyata PKM tutup dan entah sebuah takdir apa yang mempertemukanku dengan seorang dokter yang sedang ingin istirahat makan siang. Dan aku langsung dibawa ke RS tepat disamping kampus, tidak tanggung-tanggung UGD. Mengingat hal itu rasanya malu hanya karena naik kereta ekonomi aku jatuh pingsan :">

Aku menjadi hafal jadwal kereta. Hanya saja tidak seperti cerita mamaku yang bertemu papa karena selalu naik kereta yang sama. Aku tidak dapat pengalaman romantis seperti itu. Mengenal ibu-ibu yang lain pun tidak, aku hanya bercengkrama dengan temanku. Ya, tentu ada ibu-ibu menyebalkan yang tidak mau berdiri dan bersikeras duduk di kursi lipat disaat kereta sedang penuh. Bahkan salah seorang temanku pernah adu mulut dengan mereka. Aku selalu turun di Stasiun Cikini dan terkadang saat merasa terlalu pagi, aku dan temanku mampir ke McD dekat stasiun. Kebiasaan ini pun aku bawa sampai sekarang, yaitu sering ke McD walaupun hanya membeli McFlurry. Namun karena kasus pencopetan di Kopaja 502 makin banyak, aku selalu ke Stasiun Manggarai, dan disana ada kedai pisang ijo yang enak!

Salemba itu sebuah kebanggan karena disana adalah tempatnya Fakultas Kedokteran. Dulu, waktu awal smester satu seringkali aku dan temanku berfoto di gedung bekas STOVIA itu dan tidak melewatkan tulisan Fakultas Kedokteran di setiap foto. Sebuah kepalsuan yang nyatanya bahwa kami bukan mahasiswa Fakultas Kedokteran hehehe. Tetapi memang jurusanku masih berhubungan dengan rumah sakit, hanya saja fokus ke bidang non-medis. Toh, setiap orang bertanya, ketika aku jawab kuliah di Salemba, mereka langsung menghubungkan dengan kedokteran. Aku dan yang lain hanya mengangguk-ngangguk tanpa ingin memberikan penjelasan lebih tentang jurusan kami sebenarnya. Bukannya malu, tetapi karena mereka sama sekali tidak tahu tentang jurusan ini. Jadi aku rasa tidak perlu repot-repot berdebat mengenai jurusanku.

Jadi jurusanku itu berbagi tempat dengan anak kedokteran. Ruang Kimia, Ruang Fisika, Ruang Patologi, dan entah ruangan lain yang sepertinya aku lewatkan. Saat itu Vokasi (D3) belum punya gedung sendiri jadi kami 'menumpang' di fakultas terkait, karenanya jurusanku masih termasuk kedokteran. Tidak bohong kan? hehehe. Satu setengah smester aku di Salemba sebelum akhirnya dipindahkan ke Depok dan berkumpul bersama fakultas-fakultas lain. Dan akhirnya Vokasi pun punya gedung sendiri yang walaupun tempatnya masih tertutup hutan-hutan sebelum saat ini sudah ada jalanan aspal.

Dua setengah tahun sudah berlalu, dan sekarang ini langkah terakhirku menuju wisuda. Saat ini pun sudah dipenghujung bulan Januari dimana akhirnya akan digantikan oleh Februari. Aku akan memasuki dunia magang dan tugas akhir. Hah, aku mulai merasa sudah cukup tua padahal sepertinya kemarin baru saja diterima di universitas ini. Waktu cepat berlalu ketika aku menikmatinya. Semoga aku berhasil! :)

Just Make Rhyme

Semesta!
Terima kasih kau memberikanku keberanian,
Kau memberikanku kekuatan,
Mensyukuri betapa indahnya kehidupan,
Melihat hal lain yang patut diperjuangkan,

Harapan,
Terima kasih memberikanku tujuan,
Kau membuatku berdoa,
Kau membuatku berusaha,
Kau membuatku percaya,

Mimpi,
Kau membuatku berimaji,
Mengolah potensi dalam diri,
Mengajarkan arti sebuah konsistensi,

February,
Raspberry,
Strawberry,
Blueberry,
And another berries,
Wish me luck for the internship,
Wishing it's not turned into another sh*t,
So welcome!

Tuesday, January 29, 2013

Accepted

Sedikit menyesal menonton film ini dismester terakhir kuliah. Ada perasaan menggelitik yang membuat saya senyum-senyum sendiri mengingat apa saja yang telah saya lakukan selama dua setengah tahun kuliah di jurusan yang awalnya saya sebut dengan kata 'kecemplung'.Ya walaupun akhirnya saya pun bisa menerima dengan baik jurusan ini dengan segala mata kuliah yang diajarkan :D

picsource: http://www.impawards.com/2006/posters/accepted_ver2.jpg

Well, Accepted (2006) menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Bartley (diperankan oleh Justin Long) yang tidak diterima oleh universitas manapun dan akhirnya ia dan beberapa temannya membuat universitas sendiri yang awalnya hanya untuk mengelabui ayahnya, South Harmon Institute of Technology atau S.H.I.T. Dan permasalahan dimulai ketika akhirnya semua orang yang ditolak, mendaftar ke universitas palsu yang ia buat. Dan mereka diterima dengan satu kali klik. Bartley ingin menghentikan semua kegilaan dan kepalsuan universitas ini dengan menyuruh masing-masing dari mereka untuk kembali ke rumah. Namun, Bartley tidak tega melihat mereka yang senasib dengan dirinya--mengalami penolakan di semua universitas--sehingga ia memutuskan untuk benar-benar menjalankan universitas palsu ini.

"I know what is like to be rejected, it's sucks!... In South Harmon, we said yes to you! We said yes to your hopes, we said yes to your dreams, and we said yes to your flaws..."

Bartley pun merubah sistem dimana kebanyakan 'kita diberi tahu apa yang kita pelajari' menjadi 'apa yang ingin kita pelajari'. Jawaban konyol pun di dapat dari setiap 'mahasiswa' yang ia tanya di South Harmon dan ia ingin mereka menuliskannya di sebuah papan. Skateboarding, Rock, Doing Nothing, even a Girl dapat menjadi mata kuliah yang diajarkan disana. Tidak ada pengajar karena mahasiswanya sendiri yang mengajar dirinya masing-masing, mengembangkan kreativitas mereka, melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Setelah masa-masa berjaya itu akan ada konflik dengan Harmon University (yang seharusnya menjadi Universitas Harmon satu-satunya) yang ingin mengambil tanah mereka, dan bla-bla-bla-bla sehingga membuat S.H.I.T dibubarkan secara resmi. Film ini ditutup dengan pengajuan akreditasi S.H.I.T sendiri ke pengadilan.

Overall, film ini sungguh menarik dan sangat dianjurkan untuk pelajar SMA yang masih bingung ingin melanjutkan hidupnya kemana dan kurang dianjurkan untuk mahasiswa tingkat akhir yang (masih) merasa dirinya salah jurusan hehehe. Dan menurut saya quote terbaik dari film ini adalah pernyataan dari Bartley di pengadilan mengenai S.H.I.T. Sebuah rangkaian pidato yang cukup panjang tetapi bermakna.
Dan terakhir, film ini menyisakan sebuah pertanyaan ke diri saya sendiri, hidup ini untuk menerima atau membuat diterima?
Just do what you want, and take responsibilty of it :)

I have IQ of 40 and I am A Pianist

Namanya Kim Min-Soo. Ia telah bermain piano selama dua tahun. Ia menghabiskan waktu bermain piano 5-6 jam sehari.


Min-soo adalah seorang anak berusia 16 tahun dengan gangguan perkembangan (developmental disorder). IQ-nya yang 40 membuat ia berkelakuan seperti anak 2-3 tahun. Ia tidak bisa berkomunikasi dengan baik layaknya orang normal. Ibunya bahkan membantu memandikannya dan memakaikan ia baju. Tetapi jangan sangka, saat ia bermain piano sungguh luar biasa. 


Min-soo muncul di salah satu episode Star King, yaitu sebuah variety show Korea yang menampilkan orang-orang yang berbakat. Di episode ini juga ada Yiruma, seorang pianis terkenal dari Korea. Min-soo membuka penampilan pertamanya dengan memainkan "Black Keys", karya dari Choppin. Yiruma menjelaskan betapa sulitnya memainkan piano yang ia mainkan. Umumnya orang biasa mempelajari lagu itu selama setengah tahun, sedangkan Min-soo mempelajarinya hanya dalam waktu seminggu. Bukan hanya bisa memainkannya dengan apik, bahkan ia menghafalnya. Ia tidak bisa membaca tetapi ia bisa membaca partitur nada dan menghafalnya dengan mudah. Ia bisa meniru dengan sekali dengar. Dan terakhir ia menutup penampilannya dengan memainkan "La Campnella"


Ah sayang sekali sulit mencari berita lengkap tentang dirinya maupun video saat ia bermain piano saja. Namun jika kalian ingin melihatnya secara keseluruhan, kalian bisa melihatnya disini, ia mulai tampil di menit ke-19, sayang sekali tidak ada translatenya. Semoga ia menjadi pianis terkenal! :D

Monday, January 28, 2013

masa depan

Suatu waktu dalam rangka kunjungan tempat magang ke salah satu rumah sakit swasta di belahan bumi daerah Bogor, aku melihat dua orang anak yang sedang bermain di ruang tunggu. Umurnya kira-kira ga lebih tua dari kelas 3 SD. Aku memperhatikan lekat-lekat yang mereka mainkan. iPhone 4S dan Galaxy SIII. Mereka terlihat anteng sekali. Jika dibandingkan denganku dulu, seusia mereka aku hanya bermain tamagochi, dan yang paling mewah adalah digivice. Bukannya iri sih. Ya, ada sedikit iri melihat kedua anak kecil itu telah mendapatkan gadget yang notabene-nya kece. Tetapi melihat mereka juga sedikit miris karena mungkin mereka gatau apa itu kesenangan main petak umpet atau main benteng. Dan inilah masa depan.

picsorce: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIiJOn83Xxyb5gex0t7unUw9ur9Cq_Ugvwbtpmo-O7adcaIbimZKsAZeC72wAqKsVXd43xDRjkcrwOdvMpcULXGvSC-h-L5FnzqckqanLCebFbz13TB87c17ZI5vb2gitcvEshDSHmxX66/s1600/autopilot.jpg

Membayangkan masa depan sepertinya sedikit mengerikan. Teringat film Wall-E dimana nanti di masa depan, semua orang akan bertambah besar dan akan menaiki bangku berjalan dengan jalur yang tersedia dan dikelilingi oleh banyak robot. Seperti yang pernah mbak  bahas disalah satu tulisannya di   mengenai Nasib Telepon Kabel, menurutku saat ini layanan pesan singkat atau SMS telah mengalami hal yang sama. Semenjak adanya social media dan yang disebut dengan messenger, penggunaan SMS telah berukurang akhir-akhir ini. Aku sebagai salah satu pengguna smartphone pun juga merasa bersalah, karena aku menggunakan fasilitas SMS hanya ketika masa aktif paket internetku habis. Ya, masih belum signifikan sih, tetapi cepat atau lambat sepertinya akan terkikis. Saat ini seringnya kotak masuk hanya diisi oleh SMS penipuan, dari operator atau tawaran-tawaran yang entah bagaimana caranya dia bisa tahu nomor kita.

Sedikit cemas memikirkan apa yang ada disetiap 'kepala' lulusan-lulusan teknologi informasi, teknologi komputer, dan sejenisnya. Maksudku, teknologi apalagi yang akan mereka sumbangkan ke dunia ini? Penemuan-penemuan akan semakin banyak. Aku juga membayangkan nanti dimasa depan terdapat Wi-Fi dalam skala global dimana semua tempat sudah ada Wi-Fi-nya dan mungkin nanti lebih mengerikan, karena semuanya bisa dipelajari lewat internet. Mungkin nanti tidak ada lagi bangunan yang bernama sekolah, karena mereka akan diajar melalui jam tangan yang akan keluar hologram guru mereka seperti difilm-film agen rahasia. Nanti ada disatu titik dimana semuanya menjadi automatic, tidak ada manual.

Dan terakhir yang sangat mengganjal adalah tidak adalagi tulisan tangan, karena semuanya mengetik. Beberapa tahun ke depan, alih-alih menulis mungkin anak-anak taman kanak-kanak akan diajarkan cara mengetik. Bahkan kalau aku ingat kembali, tulisan tanganku hanya digunakan untuk menulis jawaban kuis atau ujian tertulis di kampus, mencatat penjelasan dosen (toh, tanpa dicatat pun nanti dikasih slide presentasinya) dan tanda tangan. Sedangkan tugas-tugas akhir seperti laporan, proposal, makalah akan diketik! Jadi, seharusnya aku tidak bisa bilang bahwa aku suka menulis, ganjil rasanya karena aku sebenarnya mengetik.


*sebuah pemikiran yang terlintas dari seorang mahasiswa
yang sedang memikirkan kapan kiranya ia bisa memiliki
produk  Apple, Galaxy Note atau Galaxy SIII,
Samsung SmartPC atau Vaio Ultrabook*

Sunday, January 27, 2013

titik dua, apostrophe, kurung tutup

Aku bingung harus mulai darimana. Setiap menonton film atau membaca sebuah kisah yang genre-nya romantis, ada sebuah perasaan aneh yang sepertinya berteriak dari dalam diriku, ada yang meletup-letup. Hatiku sepertinya pindah ke kepala, ia mendatangi otak dan kemudian mengetuk-ngetuk agar minta dibukakan sesuatu. Otak yang merasa terganggu pun akan memutar sebuah film, yang bahkan aku tidak mengerti apa hubungannya dengan film yang aku tonton. Tentu, maksudnya adalah sebuah kenangan.

Aku tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku hingga aku menjadi sebeku ini. Berulang kali menghindari hal-hal yang berbau romansa, tetapi dalam hati tetap penasaran saat orang-orang membicarakan film itu dengan menggebu-gebu. Dan sampailah aku pada sebuah film Taiwan,  You're The Apple of My Eye. Menurutku semuanya akan berakhir kepada dua hal, akhir bahagia dimana pemeran utama akan 'jadi' dengan pemeran utama kedua, atau akhir sedih dimana salah satu pemerannya akan meninggalkan ia dengan orang lain atau bahkan meninggal dunia. Saat menonton film ini pun sama. Setelah aku mengetahui peran mereka masing-masing, aku bisa menebak-nebak kejadiannya seperti apa. Dan tebakanku tidak sepenuhnya salah.

Namun, ada satu hal menarik untukku secara pribadi yang membuatku teringat akan sesuatu. Awalnya aku sama sekali tidak percaya dengan kata-kata seperti ini "Aku akan bahagia, ketika melihat kamu bahagia". Menurutku omong kosong, mana bisa aku membiarkan orang lain yang berada disisinya dan mendoakannya agar bahagia. Kenapa bukan aku?
Di film ini pun ada adegan seperti itu, kalimat itu diucapkan oleh si pemeran utama. Tetapi aku tahu, kalimat omong kosong itu benar. Aku merasakannya. Dan rasanya benar-benar lega sekali. Aku percaya hal itu. Hingga akhirnya film ini ditutup oleh hal ini,


Aku langsung tersenyum tanpa henti. Seperti mencetuskan sebuah ide ke dalam kepalaku yang masih belum stabil dan sedang memutar kenangan-kenangan. Aku akan melakukannya suatu waktu.

"Kamu dengan pasanganmu, aku dengan pasanganku.
Hingga saat kita bertemu kembali, tidak
ada lagi perasaan sakit atau bersalah.
Kita bahagia masing-masing dan
kita akan saling menyapa layaknya kawan lama."

Saturday, January 26, 2013

kita sama-sama jomblo, terus apalagi?

lalala: eheh, lagi sakit nih gue, jengukin dong :3

bipbip: sakit apaan? sakit hati? hahaha

lalala: iya nih, sakit hati, puas lo? -____-

bipbip: dasar jomblo akut lo!

lalala: lo juga jomblo kan?

bipbip: hahaha iya nih, cariin lah temen lo yang kece buat gue :p

lalala: gue aja gimana? gue kan juga jomblo :3

*hening selama 5 menit*

bipbip is typing...

lalalala: (dalam hati cemas gelisah gundah gulana)

bipbip: seriusan nih mau sama gue? :3

lalalala: hahahaha mau kok :3

bipbip: gile, akut banget kita jomblonya, ngenes!

lalalala: hahaha iya udah lama kayanya butuh perhatian :">

bipbip: makanya cari pacar la :')

lalalala: iya, nanti gue cari terus kalo udah gue pamerin ke elo deh :p
(padahal dalam hati mau nulis: iya, aku maunya jadi pacar kamu)

bipbip: oke, sip. gudlak! gue tunggu :3

lalala: eh, udah magrib nih, solat gih :3

bipbip: ciee perhatian ngingetin, oke sip. doain gue ya :D

lalala: iya, doain gue juga ya :D
(jadi, aku boleh berdoa supaya Allah mengizinkan kamu
yang jadi imam untuk keluargaku nanti?)

:)


Friday, January 25, 2013

ambigu

Bukan ingin membuat suatu rangkaian kata yang bernada untuk membuat terkesan,
Mungkin tidak ada indahnya sama sekali bila kata kata itu hanya disusun acak,
Setidaknya kata itu punya makna,
Tidak seperti membuat kalimat bahasa indonesia yang dapat dibuat begitu saja,
Hal ini menjadi sedikit rumit karena lebih takut disalah artikan,
bahkan lebih takut tidak ada artinya dan hanya kalimat-kalimat sampah,
Sepertinya ini pengecut karena tidak berani mengungkapkan semua kata dan kalimat
yang memenuhi pikiran,
Mereka berebut untuk dikeluarkan,
hanya beban yang mungkin dikeluhkan,
Dan sekali lagi tidak ingin diteruskan,
Biarlah tersimpan dalam diam,

kosong

disaat kamu berfantasi dengan indahnya,
disaat kamu terbang bersama harapan-harapanmu,
dan kamu mulai merangkai mimpi-mimpi kecilmu untuk jadi nyata,
bahkan kamu pun tersenyum walaupun itu hanya imajinasimu,

tiba-tiba fantasi itu terasa menyakitkan,
kamu pun jatuh bersama harapan-harapanmu,
dan rangkaian mimpi kecil itu mulai putus ditengah jalan,
kamu pun terdiam,
dan kamu sadar,
TIDAK ADA ARTINYA
aku pun berhenti berharap,
aku tidak mau merasakan sakit lebih dari ini,
karena aku tahu,
tidak ada yang bisa diharapkan.

sebuah catatan dua tahun lalu,
October 16th 2010

semangkuk mie instan

Seorang wanita terus-terusan memegang handphone-nya sedari tadi. Tidak hentinya ia mengirimkan pesan singkat dan berulang kali menelpon ke nomor yang sama. Hanya nada tunggu yang ia dapatkan dan laporan bahwa pesannya telah terkirim, tanpa ada balasan. Matanya terlihat lelah, rambutnya pun sudah mulai memutih. Sesekali ia melirik jam yang tidak ingin berhenti berjalan dan semakin mengingatkan ia bahwa hari semakin larut, bahkan sudah akan berganti hari. Ia memakai jaket dan kaos kaki sambil berselimut di depan telivisi. Tidak jarang ia tertidur di tengah-tengah film yang sedang ia nikmati. Ia sudah mengantuk setelah bekerja seharian di rumah, suaminya sudah tertidur, anak bungsunya pun sudah terlelap. Namun, ia tetap setia menunggu anak lelakinya pulang ditemani si anak sulung.

Sesekali ia marah, mengoceh tentang betapa nakalnya si anak tengah yang sulit diatur. Anak sulungnya hanya mengangguk tanpa memberi komentar yang melegakan. Menurut si anak sulung, ibunya terlalu baik. Ia begitu memanjakan anak tengah. Disatu sisi ibunya kesal dengan sikap anak tengah, disisi lain ibunya membelanya dan memaklumi karena ia anak laki-laki satu-satunya.

Anak sulung beranjak ke dapur dan membuat mie instan untuk dirinya. Ia bahkan tidak berniat untuk menawarkannya ke ibunya. Ia memakannya sendiri sambil menemani sang ibu yang masih saja bersikeras untuk menunggu. Berulang kali si anak sulung menyuruhnya untuk tidur, namun sang ibu seakan tidak mau mendengar dan terus saja berusaha menghubungi anak laki-lakinya. Bahkan hal ini hampir berlangsung setiap hari.

Wanita itu sudah tidak lagi berada di ruang keluarga. Ia sedang tidur bersama suaminya. Tiba-tiba ia terbangun, kemudian ia melirik ke arah jam. Samar dalam gelap, ia cukup yakin sudah pukul satu pagi. Ia keluar kamar, iseng dia berjalan ke arah pintu dan melirik keluar jendela. Ia hanya tersenyum, ia tahu tidak akan ada yang pulang, tidak ada lagi yang harus ia tunggu. Sepuluh tahun sudah berlalu, sekarang anak-anaknya sudah punya kehidupan masing-masing, meninggalkan ia dan suaminya yang sudah mulai renta di rumah yang cukup besar untuk mereka berdua. Ia mulai berjalan ke dapur dan merebus mie instan. Ia ingat si anak sulung selalu membuatnya ketika menemaninya menunggu. Ia memasaknya, kemudian memakannya di ruang keluarga. Ia mulai teringat kebiasaannya dulu untuk menunggu. Ia mulai menitikkan air mata dan merindukan ketiga anaknya. Dalam setiap suapannya ia menyelipkan doa kepada Tuhan agar Ia menjaga anak-anaknya dengan baik. Ia berharap anak-anaknya tahu bahwa mereka akan selalu diterima di rumah ini, dan bahkan ia tidak keberatan untuk menunggu mereka, karena ia yakin akan satu hal.
Selalu ada alasan untuk kembali ke rumah.

Thursday, January 24, 2013

deg-deg-deg

Ketika kata-kata sudah  tidak dapat melukiskannya, biarkanlah tangan menggoreskan pena di selembar kertas. Ini menjadi semakin nyata, semakin dekat, tidak dapat dihindari. Magang, Laporan Magang - Tugas Akhir, dan selangkah lagi menuju wisuda.  Mahasiswa Smester Akhir!  



mungkin aku hanya terlalu cemas, ya cemas berlebihan

Wednesday, January 23, 2013

gak konsisten

Jadi, aku ini mengaku sebagai pendukung Real Madrid, tapi aku bukan Madridista. Aku hanya suka karena ada Iker Casillas disana. Aku penggemarnya!
Aku ini suka sekali dengan kucing dan anjing, tetapi aku ga punya binatang peliharaan. Aku terlalu malas untuk mengurusnya, aku hanya senang melihatnya dan bermain dengannya.
Aku suka sekali Siberian Husky. Menurutku itu jenis anjing yang paling keren, tetapi Islam mengharamkan memiliki anjing.
Aku ini ga suka korea, tetapi seiring perkembangan zaman, aku teracun.
Aku lebih suka band daripada boyband.
Aku penyuka CNBlue, tapi aku bukan Boice.
Aku ga ngerti musik dan ga bisa main musik, tapi aku sok-sok ngerti dan nge-subscribe jwcfree dan JunCurryAhn dan langsung bilang mereka kece!
Aku mendadak suka cello sejak 2Cellos bikin Smooth Criminal menjadi keren! Tapi drum tetap yang terbaik!
Aku ga suka cowo rambut panjang, tetapi Lee Jung Shin (bassist CNBlue) malah lebih cool dengan rambut panjangnya.
Aku suka makan, tapi aku gabisa masak.
Dan terakhir,
Aku ini pemimpi, tetapi kalo kata John Lennon aku ini bukan satu-satunya (You may say I'm a dreamer but I'm not the only one- Imagine)


-seorang aku yang (masih) sedang mencoba bangun untuk melihat kenyataan-

Bon Appétit

H-11, aku mencoba sesuatu yang lain. Dua puluh tujuh hari terakhir sangat tidak produktif untukku. Hanya makan, tidur, bermain dengan gadget, tidak ada yang lain, aku seperti binatang peliharaan saja. Koleksi filmku sudah habis dihari ke-dua liburan, bahkan permainan Onet pun sudah sering aku tamatkan. Level 7 dan aku berhasil mencatat highschore. Hingga akhirnya hari ini kuputuskan kaki ini melangkah keluar melihat dunia. Awan sudah digantikan oleh matahari.

Lalu kamu disana, putih, dingin, beku, menatapku kosong. Aku takut-takut mengenalmu. Namun, caramu menatapku membuatku ingin menyayangimu. Kamu membuatku meleleh hanya dengan mencium wangimu. Perkenalan singkat denganmu menyisakan parfum mu yang melekat di ujung-ujung jariku. Ya, daging cincang, saos tomat dan bawang. Betapa sempurnanya kamu dengan sosis, keju mozarella, daging asap, dan cheddar. Kamu berbisik kepadaku, kau bilang namamu Pizza.

Tidak lupa kamu mengenalkanku pada temanmu. Dia tidak kalah cantiknya denganmu. Ia memakai gaun susu putih yang ia bilang dengan sebutan carbonara. Penne dan Macaroni, mereka adalah Pasta!


Kalian begitu menggoda. Pertemuan singkat kita sangat membuatku jatuh cinta padamu. Jadi, I love you, do you love me back? ;)

*food, the only one and i think about it everyday

Tuesday, January 22, 2013

Sakit!

Kata mereka, Nadia cantik dengan rambut panjang terurai. Kata mereka, Nadia mirip sekali dengan ibunya dengan mata bulat berwarna cokelat. Dua tahun lalu, Nadia lulus dengan predikat luar biasa di salah satu universitas di Jakarta. Sudah setahun terakhir ini ia menjabat sebagai sekretaris direktur di anak perusahaan ayahnya, dan tiga bulan yang lalu ia baru saja melangsungkan pernikahan dengan kenalan ayahnya yang tampan dan mapan bernama Pradipta. Nadia memiliki segalanya, kehidupan yang cukup sempurna untuk dibayangkan.
***

Malam ini Pradipta pulang terlambat. Pintu rumah mereka diketuk kasar, Nadia buru-buru membukanya. Dua orang pria berkemeja berdiri di depan pintu. Yang satunya memakai jas, yang satunya dipapah. Pradipta setengah sadar sambil meracau tidak jelas, tercium bau alkohol yang sangat pekat. Dia mabuk lagi.

"Maafkan aku, Nad. Aku tidak bisa menahannya, sepertinya akhir-akhir ini terlalu banyak tekanan untuknya. Kamu tahu Pradipta kenapa? apakah ada masalah di rumah? Bapak mulai gerah dengan sikap Pradipta yang terlalu terpuruk dengan keadaan. Aku harap kamu bisa membantunya bangkit, Nad."

"Makasih ya, Ko, kamu udah mau nganter Dipta pulang. Boleh minta tolong bawa dia ke kamar?" ujar Nadia pada pria berjas.

"Sudah aku bilang berulang kali, jangan mabuk! Aku benci bau alkohol!" teriak Nadia saat memastikan Niko sudah benar-benar pergi setelah menaruh Pradipta di kamar. Pradipta sepertinya tersadar setelah mendengar teriakan Nadia. Ia melihat Nadia berdiri di hadapannya dipenuhi emosi. Ini sudah yang ketigakalinya dalam minggu ini, ia pulang dalam keadaan mabuk. Beberapa detik kemudian, handphone Pradipta berbunyi, ada sms masuk. Nadia langsung mengambilnya dan membukanya.

Mas, kamu sudah pulang? Kamu baik-baik saja, kan?

"Jadi kamu mabuk sama wanita jalang itu! Mengapa kamu masih saja menyimpan nomornya! Sudah aku bilang bahwa aku tidak suka!" Nadia mulai berteriak lagi sambil menarik kemejanya.

"Nadia, ma-ma-maafkan aku! Tolong jangan pukul aku lagi!" balas Pradipta setengah memohon.  Nadia menggengam keras handphone Pradipta dan mulai melempar ke arahnya. Dag! Kening Pradipta mulai mengeluarkan sedikit darah. "Maafkan aku, Nad, aku tidak akan mengulanginya lagi, aku janji! Maafkan aku!"

"Kamu cerita apa sama Niko? Kamu bilang kalau kamu sering dipukuli istrimu? Kamu ingin merusak namaku, Mas?!"

"Tidak, aku tidak cerita apapun pada Niko. Tidak ada yang tahu. Tolong sayang, sadarlah. Aku minta maaf."

Entah setan apa yang merasuki tubuh Nadia. Ia benar-benar menjadi gila malam itu, dan tiba-tiba Pradipta berteriak. Saat Nadia sadar, ia sudah memegang tongkat bisbol yang dipajang di kamar. Pradipta memegangi kakinya menahan sakit. Ia menyeret kakinya, merangkak ke arah Nadia. Ia memohon, suaranya sangat lirih. "Aku minta maaf,"
Kemudian ia tidak sadarkan diri, ia tergeletak begitu saja di kaki Nadia.

Nadia berlutut memeluk Pradipta, air matanya mulai menetes. "Dipta, aku minta maaf. Maafkan aku, aku benar-benar tidak sadar yang telah aku lakukan, aku..aku..minta maaf. Tolong jangan tinggalkan aku sekarang, tolong hidup lebih lama lagi... Diptaaaaaa!"

"Sayang, kenapa?" Pradipta menyentuh lembut pipi Nadia. Nadia terperanjat, keringatnya mengalir diseluruh tubuh. Nadia menoleh kesampingnya, ia melihat Dipta menyalakan lampu yang berada di sebelah kirinya. "Mimpi buruk lagi?"

Nadia mulai melihat sekeliling, pukul dua dini hari. Ia baru menyadari keberadaannya di kamar. "Iya, aku bermimpi buruk. Mimpi yang sama seperti kemarin-kemarin. Aku bermimpi kita bertengkar hebat, dan aku memukul kakimu dengan tongkat bisbol. Aku lega itu hanya mimpi. Aku takut sekali kehilanganmu."

Dipta tersenyum, ia membelai rambut Nadia. "Sekarang kamu tidur lagi ya, aku disini kok jagain kamu." Nadia tersenyum mendengar ucapan suaminya. Ia menyandarkan tubuhnya kerangkulan Dipta.

"Rrrrrrr" Handphone Pradipta bergetar, seseorang menelpon. Pradipta mengangkatnya dan mulai berbicara pada si penelpon. Ia memelankan suara sebisanya agar tidak menganggu Nadia yang mulai tertidur lagi.

"Iya dok... Iya, dia baru saja bangun.... Mimpi yang sama lagi, padahal sudah dua bulan berlalu...  Ya, nanti saya akan datang menemui Anda pukul delapan.... Sepertinya ia belum sadar bahwa ia benar-benar mematahkan kaki saya..."

Monday, January 21, 2013

kembali absurd dengan lagu

"When you are happy, you enjoy the music. When you are sad, you understand the lyrics."

Tetapi menurutku setiap lagu memiliki cerita masing-masing, termasuk tentang seseorang. Apapun itu, bahkan cerita tentang seseoarang yang kamu sesali telah mengenalnya. Mau tidak mau saat mendengar sebuah lagu, terputar secara otomatis tentang sebuah kenangan. Lucunya, kadang ketika mendengarkan sebuah lagu--atau bahkan melihat sebuah musik video--dan menurutku sangat aneh yang membuatku mencela habis-habisan, beberapa lama kemudian aku menjadi hafal liriknya dan mulai menyukai lagu itu sedikit demi sedikit. Hah, otak! begitu hebatnyakah dirimu merekam semua aktivitas yang terjadi, padahal aku membencinya habis-habisan. Atau begitu kuatnya kah efek sebuah lagu untuk memori seseorang?


picsource: imfunny.net

Bahkan aku sekarang sedang menimbang-nimbang apakah tulisan absurd ini aku publikasikan atau tidak. Karena menurutku bagian terbaik dari menulis adalah hanya menulisnya tanpa menge-post-nya. Sebuah kelegaan luar biasa telah menulisnya :D

senja bisa sangat menarik

Sepulang kuliah, aku dan seorang temanku memutuskan ke toko buku. Jika sekarang aku ingat-ingat entah bagaimana ceritanya aku bisa hanya berdua bersamanya, atau mungkin kami bertiga? Yaampun, aku 20tahun dan sudah mulai pikun!

Kami ke toko buku di sebrang jalan tidak jauh dari kampus. Toko buku yang identik dengan huruf G itu berdiri di antara mall dan sekolah dasar. Kami langsung ke lantai dua dimana buku-buku berada, karena lantai satu dikhususkan untuk stationery. Dan permainan kecil itu dimulai.

"Ca, lihat ini deh!" ujar temanku, Delta, sambil menunjukkan sebuah buku yang nama pengarangnya mirip dengan seorang perempuan yang sering kami perbincangkan. Ia menutup dua-tiga huruf di depan nama itu, dan voila! sekarang benar-benar ada nama orang itu.

"Wah, cari buku lain Del, yang namanya (menyebutkan nama belakangnya), pasti ada deh!"

Delta hanya mengangguk-ngangguk kecil sambil mencari ke beberapa rak sebelahnya. Dan lagi, benar, ada buku yang berjudul itu. Kami hanya tertawa bersama.

Aku kira permainan kecil itu selesai, dan entah apa yang telah mengusik kami sehingga kami mencari semua buku yang berhubungan dengan perempuan itu. Oke, walaupun inti dari perempuan itu adalah seorang laki-laki yang kami berdua kenal. Ah tidak, aku tidak percaya akan menuliskan tentang kamu lagi.

Kami berkeliling dari rak satu ke rak lain. Mulai dari best-seller sampai buku bacaan anak-anak. Satu demi satu kutemukan nama orang-orang yang dekat dengannya. Mantannya, mantannya lagi, teman-teman sepermainannya. Dan selesai, tidak ku temukan namaku disana, tidak juga ada nama Delta.

"Ca, kan nama gue ada Surya-nya ya, nih ada buku judulnya Matahari. Berarti fix gue ada dikehidupannya. Hahaha elo berarti ga pernah ada Ca," ledeknya sambil menunjukkan buku yang berjudul Matahari itu. Aku sungguh paham maksud dari 'ga pernah ada' itu.

"Nama gue ada loh di Al-Qur'an, kan Annisa," lanjutku tidak ingin kalah.

"Eh, gabisa gitu dong," balas Delta sambil tertawa kecil.

Yang benar saja, namaku ini sejuta umat! Masa tidak ada satu buku pun yang mengandung namaku disana, setidaknya untuk saat itu. Nampaknya seisi toko buku ini sedang bersekongkol untuk mengejekku. Aku masih terlarut dengan permainan ini, entah takdir atau kebetulan atau memang sengaja dicari-cari, aku dan Delta menyusuri rak demi rak. Hari sudah semakin gelap, dan aku akan terima kenyataan bahwa aku memang tidak pernah ada dihidupnya.

"Ca, yang ini pasti elo banget!" ujar Delta sambil menunjukkan sebuah buku. Aku tertawa bersamanya. Ya, aku memang ada dikehidupannya, bersama toko buku ini yang bersekongkol melawanku, tetapi bukan sebagai diriku.

Karena aku adalah Cinta Kemarin.

*momen ini disponsori oleh @deltaasurya     :) 

A Conversation


"Matahari dan cahaya. Sangat cocok, tapi apa daya matahari hanya mengeluarkan sinarnya dan sinar itu tidak akan kembali ~"

"Aaaaah, damn! How can you say that? The sun and the light are really match, so maybe we are meant to be to each other :')"

"Tapi kan ada efek rumah kaca, sinarnya bisa kembali ~"

"Justru itu. Matahari selalu ada untuk menyinari dan sinar tidak akan ada tanpa matahari :')"

"Tapi ingat, matahari masih memiliki planet planet dan bintang bintang yg mampu menemani dan menyinari hidupnya :3"

"Matahari tidak akan pernah lupa itu karena planet dan bintang itu selalu berada di sekeliling matahari :')"

"Jangan mengharapkan yg kau beri, karena balasan yg didapat akan lebih banyak layaknya sang surya :3"

"Ya betul, seperti bumi yg selalu memberikan apa yg manusia inginkan tanpa pernah meminta balasannya"

"Tetapi bumi merasakan siksaan manusia. Berbeda dengan Tuhan, yg selalu berbesar hati walaupun terus dilupakan oleh manusia :)"

"Karena bumi ikhlas meskipun ia tersakiti bahkan oleh matahari.. Bumi tahu bahwa Tuhan punya rencana yg terbaik untuknya :)"


-sebuah percakapan antara Anggit dan Delta
17.11.12

Sunday, January 20, 2013

when i feel stressed

"KEEP CALM AND EAT MORE,
NO MATTER WHAT  YOUR NUMBER OF WEIGHT SAY,
JUST PAMPER YOURSELF"


-ini namanya prinsip! :D

Saturday, January 19, 2013

3/4

Hari yang cukup buruk ini disponsori oleh matahari yang sangat cerah. Ah, padahal saya sudah berharap matahari pertanda yang baik untuk saya. Ternyata salah, justru rencana sempurna hari ini rusak dikarenakan pembatalan janji satu demi satu. Dan satu lagi, yang membuat hal buruk ini menjadi sangat nyata.

Bismillahhirrahmannirrahim,
Saya menulis ini ketika saya merasa seperempat hidup saya telah 'diambil'. Ini sama buruknya dengan kehilangan gadget atau kehabisan paket internet atau sejenisnya yang membuat saya--bahasa kerennya--mati gaya. Maklum saya adalah seorang remaja yang hidup ditengah perkembangan teknologi yang bahkan membuat handphone adalah separuh hidup saya. Tetapi ini hampir sama buruknya atau lebih buruk bahkan, seperempat hidup saya yang hilang itu adalah kacamata. KACAMATA SAYA PATAH!
Berlebihan? Ya mungkin, bagi saya kacamata adalah seperempat hidup saya untuk melihat secara normal di dunia ini. Saya cukup ketergantungan pada kacamata, jadi saya bukan tipikal orang yang menggunakan kacamata hanya saat belajar, tetapi hampir saya selalu menggunakan kacamata apapun kondisinya kecuali untuk tidur. Apalagi saya ehem cukup sering menghabiskan waktu di depan layar, atau buku, atau apapun yang membuat minus mata saya cukup ehem besar. Saya tidak ingin menyebutkan berapa besarnya.

Kembali lagi ke atas, kacamata patah ini membutuhkan waktu reparasi satu hari yang membuat saya hari ini hidup tanpa kacamata. GOD! semuanya nampak buram, blur, seperti anda mengendarai mobil ditengah hujan deras yang hanya bisa melihat warna lampu kendaraan bulat-bulat kecil berwarna merah, putih, atau oranye. Alhamdulillah saya masih memiliki kacamata cadangan yang minus nya masih 1, tetapi percayalah itu sama sekali tidak berpengaruh banyak pada penglihatan saya
Tanpa mempedulikan pengaruh efek dari kacamata itu sendiri yang menurut sebagian orang terlihat keren atau smart, dan penggunaan softlens yang nampak lebih kece, saya lebih menyukai tidak menggunakan kacamata. Tuhan, saya ingin bermata normal!
Cukup sekian. Terimakasih.

Friday, January 18, 2013

Sepucuk Surat

Hai apa kabar?
Bagaimana hatimu, sudah pulihkah semenjak satu tahun lalu? Aku harap sekarang kamu sudah siap menerima orang lain. Apa? Belum siap? Ya, aku tahu sepertinya kamu sudah mati rasa sekarang. Kamu mulai kehilangan kepercayaan akan suatu hubungan. Tidakkah ada yang mampu membuatmu senang akhir-akhir ini? Tidak ada? Betapa menyedihkannya dirimu.

Kenapa? Kamu takut? Kamu takut jatuh? Sekarang kau berlagak seperti Christina Perri. Ya, kau mengerti maksudku, A Thousand Years, 'How to be brave? How can I love when I'm affraid to fall.' Silahkan kau bernyanyi lanjutannya. Aku tidak mau dengar.

Sudahkah kau melihat hatimu yang paling dalam? Tidakkah kau mencari-cari sosok seseorang? Sosok yang nantinya mengerti dirimu, yang bisa diajak berbagi. Ya, kau mulai merindukannya. Aku tahu itu, dibalik sosok kuatmu itu aku tahu kau menginginkan seseorang disisimu.

Akademis? Lagi-lagi engkau memakai alasan itu. Ya, ya, aku tahu bebanmu sekarang berat. Aku tahu selangkah lagi kamu selesai dan masih ada mimpi-mimpi lain yang menunggu untuk kamu jamahi. Tetapi benarkah kau tidak ingin sesuatu yang lain?

Maaf, maafkan aku. Aku terlalu mengkhawatirkanmu. Maaf. Sebenarnya yang aku inginkan agar engkau bahagia, janganlah mengingat yang sudah lalu. Kamu sudah sukses move on, kamu hebat!
Aku hanya ingin melihat kamu tersenyum, setiap hari.

Selalu semangat dan hati-hati dalam melangkah. Kamu sudah dewasa sekarang, apapun keputusan yang kamu ambil, benar atau salah, pasti ada hal yang bisa kamu pelajari.
Aku harap aku tidak pernah mengirimu surat lagi ya?

Salam sayang untukmu,
Dari bagian dirimu yang sedang rapuh,

Thursday, January 17, 2013

A Hectic Saturday

Jakarta, Universitas X, 09.30
“Nathan gila! Masa dia terang-terangan bilang kalau di selingkuh,” bisik seorang perempuan berambut ikal ditengah mata kuliah manajemen SDM.

Teman disebelahnya langsung mengeluarkan kertas sambil pura-pura mencatat. “Dia bilang siapa orangnya? Terus kamu mau mutusin dia, Bi?”

Perempuan yang dipanggil 'Bi' itu mengeluarkan handphone-nya sambil menekan beberapa tombol lalu menunjukkan ke teman sebelahnya, “Coba lihat! Gue ga terima ditikung anak SMA labil kaya gini, nama fesbuk-nya aja susah dibaca.”

Jelitaachantiquechayanknathanclaluwclamanya

“Ya, Tuhan!”


Bandung, SMA G, 09.45
“Jadi, nanti Nathan ga bisa jemput Jelita?” ujar seorang perempuan berseragam putih abu-abu dengan nada sedikit kecewa

“Iya, maaf Nathan harus balik ke Jakarta sekarang.”

“Nathan ke Jakarta mau putusin Rubi kan? Oke, love you beb.”

“Yah, love you.”


Jakarta, Kosan Rani, 15.00
“Than, gila kamu ya! Bisa-bisanya nemu cewe kaya gitu.”

“Biarin, Rubi cerita ke kamu?”

“Yaiyalah, dia langsung marah-marah dan bahkan nunjukkin fesbuknya ke aku.”

“Iya, kemarin emang bener ketemu. Cantik dia.” ucapannya langsung membuat perempuan dirangkulannya cemberut. “Tapi, cantikan kamu kok sayang,” lanjutnya sambil mengecup kening Rani.


Belahan Jakarta lain, Rumah Rubi, 15.30
Kringg..
“Kak Doni, besok pulang kan? Jelita mau kenalin kakak sama Nathan, pacar baru Jelita.” ujar suara diseberang telepon.

“Iya, besok Doni pulang, udah ya Doni mau ketemu pacar Doni dulu,”

“Besok ajak ke Bandung aja, kita double date!”

“Iya, nanti aku kabarin lagi ya.” sambungan telepon pun diputus.

“Siapa, Don?” tanya Rubi yang sudah menatap penuh curiga

“Adik aku, biasa nanyain kapan pulang,”

“Kok kamu ga kenalin ke aku sih?”

“Iya, nanti aku kenalin kalo kamu udah putus sama pacar kamu, aku kenalin kamu sebagai pacar aku yang resmi.” goda Doni sambil mencubit pipi Rubi.


Jakarta, sebuah apartemen dibilangan Tebet, 20.00
“Gimana?” tanya seorang laki-laki saat orang yang ditunggunya sudah datang

“Kamu mau pacarin adik aku?”

“Kamu sendiri gimana sama pacar aku?”

“Hahaha, lancar seperti kamu sama Rani lah. Benar-benar gila kamu ya! Gimana kalo mereka semua tau?”

“Aku segila ini karena kamu Don, aku kangen kamu,”

“Iya, aku juga kangen kamu kok Than,”

Kemudian mereka berpelukan dengan erat dan mulai berbisik satu sama lain.

"I love you."

Wednesday, January 16, 2013

3years, 4months, 7days

Mereka bilang "A guy and a girl can be just friends.."
But here we are :)

Untuk kamu laki-laki pertama yang membuat ini semua terjadi,
Hei apa kabar? Kamu yang paling jauh diantara kami. Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu. Kamulah yang dengan tiba-tibanya datang dikehidupanku, atau bahkan kami. Kamu membuat kami yang sudah tidak terhubung menjadi kembali terhubung. Kamu secara tidak langsung berperan dalam menyatukanku dengan dua mantanku yang lalu. Kamu yang membuatku pertama kali pulang larut malam. Jasa kecilmu itu benar-benar hebat! Setelah perbuatan kecilmu itu kita hanya bisa bertemu setidaknya setahun dua kali. Begitu menyenangkannya kemarin kamu mengirimiku sebuah pesan bahwa kamu merindukan kami, ya begitupula aku sangat merindukanmu. Cepat pulang! :)

Untuk kamu laki-laki kedua yang hampir saja hilang dari kehidupanku,
Hei apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak saling bertukar cerita, atau bahkan makan es krim bersama. Aku tahu kamu sibuk, begitupula aku. Aku rindu sekali kehidupan 'kita' sebelum kamu dengan pacarmu saat ini. Sungguh bukan berarti pacarmu mengganggu, hanya saja aku terkadang rindu masa-masa itu. But, congrats dear! Happy 1st anniversary, and longlast! :)

Dan terakhir, untuk kamu laki-laki ketiga,
Hei apa kabar? Urutan ini tidak berarti kamu kurang penting atau dibelakangkan loh. Kamu yang paling baik. Apalagi ya setahun yang lalu saat aku masih bersama orang itu. Kamu yang seringkali menjadi 'tempat sampah' ku. Bahkan kamu seringkali aku limpahkan tugas-tugasku yang sejalan dengan jurusanmu. Aku cukup sering menghabiskan waktu denganmu setidaknya seminggu sekali. Jadi sepertinya saat kesibukan-kesibukan ini mulai menghalangi pertemuan kita, aku mulai kehilanganmu hari demi hari. Aku takut sekali jika kamu punya pacar lebih dulu. Tetapi aku akan tetap mendukungmu kok :)

Aku merindukan kalian bertiga. Senang sekali mengingat sepertinya kita akan bertemu pekan ini. Aku sangat menantikannya. Namun, sayang sekali kita tidak punya foto berempat lainnya selain pertemuan pertama kita. Saat itu aku belum berkerudung, jadi mungkin dilain waktu kita harus foto bersama! :)


9 September 2009
IABY
That's not only our initial name, but It's Always Been You :)

Tuesday, January 15, 2013

pembohong disuatu malam

"Kak, ga ada makanan nih di rumah?" tanya papa sembari membuka tudung saji.

"Iya, ga ada," jawabku malas sambil bermain telepon genggamku. Sudah dua jam aku menunggu kabar dari dia yang katanya sedang bermain futsal. Ya, ini normal. Maksudku, ini hari Jum'at dan setiap hari Jum'at ia dan teman-temannya telah memiliki jadwal mingguan futsal yang dimulai pukul 7 malam.
Pukul sepuluh, sebuah pesan singkat masuk ke telepon genggamku,

"Aku baru selesai futsal, nambah nih futsalnya sejam.
Maaf ya. Udah makan?"

Maklum, kami baru dua bulan pacaran. Jadi pertanyaan sudah makan atau belum sepertinya masih hal yang wajar untuk kami.

"Belum, gaada makanan di rumah.
Mama pergi jadi gaada yang masak"

Cukup lama setelah balasan itu dikirimkan, ia belum membalas lagi. Kemudian ia membalasnya, dan kami saling mengirimkan pesan singkat.

"Aku lagi makan nasi goreng nih. Mau ga? Yuk sini! :p"

"Yakali, sekarang udah malem. Mana mungkin aku keluar -___-"

"Oh iya lupa! Kamu kan ga boleh keluar lebih dari jam 10 :p"

"Iya, iya, tapi pengen :o"

"Beneran? Kalo mau aku beliin nih."

"Hah? serius? Ah paling boongan lagi. Kamu kan sering boong :p"

Setelah sms terakhirku, ia cukup lama membalasnya. Mungkin memang sedang makan pikirku. Tetapi memang benar, ia sering sekali berbohong. Hari ini saja dia sudah berbohong kepadaku. Sepele sih, misalnya dia bilang sedang di rumah padahal di rumah temannya.

"Beneran mau ga nasi gorengnya?"

Aku kembali membalasnya dengan iya. Serius, aku memang sedang lapar.

"Coba sekarang kamu keluar rumah."

Pesan terakhirnya membuatku buru-buru keluar rumah. Tetapi tidak ada siapa-siapa di luar. Ah, ia mengerjaiku, ia berbohong lagi. Baru saja aku ingin membalas pesannya, dan benar ia ada di depan rumahku, ia menggunakan jaket hitam sambil membawa bungkusan hitam yang kemudian ia berikan padaku. Sebungkus nasi goreng yang masih hangat berada di dalamnya. Surprise!
Kemudian ia berkata padaku yang masih terdiam menatapnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Aku ga cuma bisa boong kan?" ujarnya sambil tersenyum.

:)

Monday, January 14, 2013

krisis dalam diri

Normal itu menjadi mayoritas, bener ga sih kaya gitu? Aku masih ingat akan sebuah tugas seorang teman yang membahas tentang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang yang biasanya dari pecicilan terus tiba-tiba menjadi diam demi kenyamanan orang lain, itu bukan dirinya dia sendiri kan?

Terkadang kita takut untuk nunjukin diri kita sebenernya, bersembunyi di balik 'karakter' lain yang mungkin akan lebih menyenangkan orang lain, berubah hanya untuk menyenangkan orang lain. Menjadi diri sendiri tetapi beberapa perangainya sulit dikendalikan, beberapa hal buruk yang sulit dilhilangkan malah menjadi sosok yang dibenci. Iya, aku terkadang takut untuk menjadi diri sendiri, aku berusaha mungkin hanya untuk menunjukkan diriku yang baik, tapi bagaimana bisa? pasti nanti ada celanya. Lalu aku harus bagaimana?

Kalo dibilang ga peduli kata orang lain, mama selalu bilang kita hidup sama orang lain, bukan sendirian jadi pasti seringnya orang lain nilai perbuatan kita. Seringkali mama bilang "ga enak sama tetangga," itu jadinya yang kadang bikin sebel sama tetangga-tetangga.

Ah ketika krisis mengenai diriku sendiri ini, aku harus bertanya kepada siapa? Bahkan serius tulisan ini sepertinya sungguh absurd dan jari mulai mengetik dengan sendirinya tanpa berkordinasi dulu dengan hati.

Jadi,  esensi dari be yourself itu bagaimana?

Sunday, January 13, 2013

kualitas bukan kuantitas

"Gue sebenernya udah cape sama pacar gue sekarang, tapi gue udah dua tahun."
"Gue mau putus rasanya, tapi sayang udah setahun lebih..."

Seringkali saya mendengar curhatan seperti itu, termasuk saya sendiri pun pernah mengalaminya dan akhirnya malah 'maksa' mempertahankan hubungan dengan harapan bisa diperbaiki.
Saya ingat betul pertanyaan teman saya saat saya bercerita hal tadi, dia menanyakan pertanyaan yang sempat membuat saya terdiam sejenak.
"Kamu pacaran mau cari bahagia atau cari lamanya?"
Saat ditanyai hal itu, saya sempat mengelak karena masih dibutakan oleh kata sayang, namun ia ada benarnya juga. Lamanya suatu hubungan tidak menjamin suatu kebahagiaan. Banyak yang putus-balikan-putus-jadian sama orang lain-putus-balik lagi sama yang lama-putus-balikan lagi dan terus begitu sampai bosen, karena sebenarnya mereka tidak cocok, dan selalu putus dengan alasan yang sama. Itu artinya maksa.

Tapi ga ada salahnya kok mencoba mempertahankan hubungan, pasti ada pelajaran yang bisa diambil nantinya. Sama halnya seperti orang yang mau move on tapi ga move on-move on. Karena menurut saya move on itu pilihan, bukan keharusan. Ingin bertahan dalam rasa sakit pun pilihan, kan sering tuh yang nahan rasa sakit demi mempertahankan hubungan yang sudah bertahun-tahun. Yang lain kan cuma bisa mengingatkan, toh kembali lagi pada diri sendiri. Nanti lama-lama juga sadar sendiri yang dilakuin selama ini benar atau tidak, dan itu semua bisa menjadi bekal proses pendewasaan (cieeee yang ceritanya udah sukses move on :p).

Jadi, untuk yang sedang merasakan hal yang sama, coba kembali tanyakan pada diri kalian apa yang anda cari dalam hubungan itu, bahagia atau lamanya. Dan tanyakan kembali apakah ia pantas untuk dipertahankan?
You're all deserve better ;)


#justsaying #justmyopinion #nooffense
kesamaan karakter dan cerita hanyalah perasaan anda semata
:)

Saturday, January 12, 2013

kepo, stalk, or whatever it called

KEPO-Knowing EVERY Particular Object. Biasanya sih kepo ini dikaitkan dengan mantan, gebetan, pacarnya mantan, pacar sekarang, dan lingkupnya ga jauh-jauh dari situ. Kepo dimulai dengan memeriksa semua jejaring sosial miliknya, dilihat satu-satu profile-nya, terus di scroll, scroll, scroll sampe puas. Bahkan untuk beberapa orang perlu untuk menanyakan langsung berita itu dari teman-teman terdekatnya atau langsung nanya ke orangnya sendiri. Kadang kepo juga ga peduli kenal atau tidak, ketika rasa haus akan informasi menguasai tubuh dan pikiran, denger berita 'baru' dikit aja bawaannya penasaran.

Jujur, saya pribadi seringkali tertarik dengan avatar, profpic,  atau display picture orang-orang--khususnya yang berdua sama pasangannya--yang membuat saya membuka profil mereka dan biasanya ending-nya malah ketemu 'berita' lain. Ini bahkan menjadi suatu kebiasaan untuk saya ketika mereka mengganti foto mereka yang baru, pasti saya langsung membuka profilnya, hehe. Tapi saya HANYA melihat fotonya saja loh, tanpa ada maksud lain ;)

Susah emang menghilangkan kebiasaan ini. Menurut saya, kepo layaknya hawa nafsu yang harus ditahan. Karena keseringan kepo itu berdampak pada galau berkepanjangan, susah makan, susah tidur, marah tanpa sebab, dan hal lainnya yang akan mempengaruhi kinerja kita (cieeeh bahasanya macam mata kuliah Manajemen SDM). 
"Kepo itu jangan setengah-setengah, harus maksimal, biar ga salah paham!"
Itu kata teman saya, dia selalu bilang seperti itu. Memang sih, dia ada benarnya juga. Tetapi kalau saya berprinsip, jika memang saya harus tahu masalah itu, pasti saya akan tahu entah bagaimana caranya. Nah, karena hal itu, seringkali kejadiannya 'berita-berita' itu malah muncul dari RT-an orang di twitter misalnya, atau entah gimana caranya walaupun ga follow-followan, 'berita' itu bisa muncul di timeline. Kalo muncul di timeline, namanya ga kepo kan? ;)

Intinya sih, gaada salahnya kepo. Ga selamanya kepo itu buruk kok, kan bagus kita memiliki rasa ingin tahu yang besar, menambah wawasan loh. Tetapi semuanya kembali kepada pribadi masing-masing, yang penting kalau kepo siap menerima efek sampingnya ;)

Friday, January 11, 2013

mereka bilang kita kembar!

Kemarin malam (10/1) gue nyoba ikutan kuis via twitter dan gue tiba-tiba inget tentang post seseorang di @30haribercerita mengenai perkara follow-unfollow yang gue lupa punya siapa. Dia ngebahas mengenai tweet-tweet 'sampah' kalo lagi ikutan kuis. Dan gue langsung ngerasa gue cukup nyampah dengan ikutan kuis itu, cuma 4 post sih namanya juga mencoba cari peruntungan :p

Dan ceritanya nih gue sama adik perempuan gue, BERDUA ikutan kuis ini, toh hadiahnya kaos dan bisa kita pake berdua, tapi kenyataannya tetep gue SENDIRI yang ngepost jawabannya sambil pake twitter dia, biar dia juga CERITANYA ikutan jawab, padahal sama sekali engga. Itu jawaban gue! Tapi, akhirnya kita (GUE maksudnya) ga memenangkan kuis via twitter itu :') *melambaikan tangan pada kaos bigbang*

Well, gue sama adik gue ini bisa dibilang cukup dekat. Dia kelas 2 SMP dan tingginya hampir sama kaya gue, bahkan gue hampir-dan akan-disusul sepertinya sama dia. Oleh karena hal yang bersangkutan diatas, gue dibilang kembar sama dia. Padahal kita beda 7 tahun broh!


Selain itu gue juga punya temen namanya @dibbareymita. Dari awal gue belum pake kerudung, gue selalu dimirip-miripin sama dia. Sampai suatu hari dia pake kerudung duluan, tiba-tiba ketenaran kembar kami mendadak hilang. Dan alhamdulillah gue juga menyusul pake kerudung, jadinya kita dibilang kembar lagi deh -____-


Ada lagi senior gue, aduh gue lupa namanya siapa, katanya juga mirip banget sama gue (waktu belum pake kerudung). Jadi kalo orang-orang bilang kita punya 7 kembaran di dunia ini, gue udah nemu dua, berarti tinggal 5 lagi! Apa mungkin kalian atau kerabat kalian ada yang mirip dengan saya? :O

Thursday, January 10, 2013

MADCHESTER

Menurut gue ini adalah sesuatu yang berharga, dan yang paling kece yang pernah gue buat selama 20 tahun terakhir ini. Let me introduce you :)


Ini gue buat setahun yang lalu untuk kado seseorang... ehem... teman, teman yang spesial. Gue tau tentang munny doll ini dari temen gue @iqbalrasyidi. Jadi, ini semacam boneka polos yang terbuat dari vynil dan dapat didekorasi sesuai keinginan dengan menggunakan pen, spidol, dan cat arcylic.
http://truteknologyfiles.files.wordpress.com/2012/03/munnyworld-7inch-post.jpeg

Cuma waktu gue mau beli, gue kehabisan Munny (yang kepalanya bulat) dan akhirnya gue beli yang jenisnya Foomi (yang seperti Sonic the Hedgehog, dengan kepala runcing). Menurut gue sih, mainan Amerika produksi Kidrobot ini cukup mahal untuk ukuran boneka yang seukuran telapak tangan, atau sekitar 7inch. Tahun lalu sih harganya diatas seratus ribu lebih-lah, mungkin karena kena pajak barang mewah kali yee.

Selain harganya yang lumayan, boneka ini cuma bisa ditemukan di toko Plastic Culture. Dan setau gue di Jakarta cuma ada di Grand Indonesia. Tetapi ini menarik loh buat yang suka sama hal-hal seni seperti ini :)


Kenapa Madchester? Well, karena gue suka Real Madrid, begitu juga dia, dan dia juga penggemar Manchester United, sehingga gue membuat penggabungan dua hal itu. Dan jadilah Madchester!

Ya, walaupun gue dapet pinjeman cat arcylic, kuas, dan spidol emasnya dari Iqbal, tapi ini gue buat sendiri loh dengan sepenuh hati dan cinta yang bisa gue berikan ke boneka ini. Oke, sebenernya gue menerima bantuan yang sangat banyak dari seorang teman bernama Fachmi. Disela-sela kesibukannya, Fachmi nyempetin ke rumah gue buat ngerjain beginian dengan sukarela. Dia ngerombak desain awal gue yang 'cute' menjadi semacam 'cool', dan ide dia juga buat nambahin kumis. Jadi, jasa Fachmi atas terciptanya boneka ini begitu besar, hehe :D

Konsepnya adalah red devil yang memakai jersey Real Madrid dengan nomor punggung 8. Dari tahun lalu sampai sekarang sih No.8 masih digunakan oleh Kaka, walaupun sebenernya bukan Kaka alasannya kenapa gue buat angka 8 :p

Jadi, apa kabarmu? Apakah kamu dijaga baik oleh tuanmu? Tolong bilang padanya bahwa aku merindukanmu dan aku ingin bertemu denganmu. Iya kamu, Madchester, bukan tuanmu~~ :D

Wednesday, January 9, 2013

selamat menempuh hidup baru!

"aku tidak akan mengundangmu di pernikahanku nanti,"
"kenapa?"

"karena kamu mempelainya."
Sepuluh tahun telah berlalu sejak percakapan itu. Aku kembali menemuinya di tempat yang kami janjikan. Sama seperti dulu, ia sudah datang dan duduk di tempat biasa. Di hadapannya sudah tersedia dua cup minuman hangat, salah satunya adalah hot chocolate, untukku. Ia tetap tampan seperti dulu.

picsource: http://images.teamsugar.com/files/upl1/0/3362/48_2008/0d9e8e6b28d7bada_cafe.jpg

"Hmm, sepertinya namaku tercantum di daftar tamu undangan ya?"

"Iya," jawabku sambil memberikan undangan pernikahanku.

"Jadi, kamu mau aku datang?"

"Tentu, kamu kan suami kakakku!"

Dan kami pun tertawa bersama, tenggelam dalam nostalgia saat hanya ada aku dan dia.

Tuesday, January 8, 2013

8 doesn't always mean infinity

The number 8 represents: Infinity - Endlessness-the Lemniscate. 
Setidaknya itu yang aku temukan disalah satu website di halaman pertama pencarian Google. Ya, aku percaya itu, dulu, tepat sebelum setahun lalu. Aku percaya simbol itu baik, which refers to something without any limit. Salah seorang temanku juga mengangumi angka 8 karena menurutnya angka itu 'sempurna', tidak terlihat awal dan akhirnya. Aku percaya itu karena kamu yang mengatakannya. Entah kamu mengatakannya serius atau tidak, lucu sekali mengingat bahwa dulu kita berunding apakah sebaiknya 'dilakukan' tanggal 7 atau 8. Dan kamu memilih 8.


Gotta fix that calendar I have
That's marked 8th July
Because since there's no more you
There's no more anniversary
Ne-Yo, So Sick edited.


Kamulah yang membuat 8 itu spesial, untukku. Tetapi 8 yang kau buat bercelah hingga aku melihat akhirnya, dan itu sudah tidak berarti apa-apa lagi. Sekarang 8 itu sama seperti angka lainnya, it's just a number! Tidak, aku tidak membenci angka 8. Aku tidak membenci kamu atau berusaha mengingat-ngingat tentang dirimu lagi. Hanya saja hal-hal kecil seperti ini saja bisa mengingatkanku akan dirimu. Aku bahkan masih ingat betul hari ini, tepat setahun lalu, hari itu hari minggu, dan............
Ah, aku tidak ingin mengingatnya lagi, walaupun aku tahu memori itu sedang memaksa masuk ke otakku sekarang. Rasanya juga tidak pantas memposting hal ini, tentang kamu (lagi).

Jadi, selamat satu tahun untukku! Aku sudah bisa berdiri tegak sekarang dan rasanya benar-benar menyenangkan! selamat berbahagia juga untukmu! :)



"8 doesn't always mean infinity, just like always doesn't mean forever."

 picsource: http://favim.com/orig/201106/02/art-chibi-cute-emotion-girl-happy-Favim.com-63545.jpg

no limit: i'm blind and shining!


Pagi hari ini aku iseng menyetel KBS News dan membiarkannya selama beberapa menit yang tentunya tidak ada satu katapun yang aku mengerti dari acara itu. Tetapi ada yang menarik, dipojok kanan layar terdapat lingkaran kecil, di dalamnya ada 'pembaca berita' lain yang menggunakan bahasa isyarat. Ini hal yang baru untukku, alih-alih melihat gambar yang ditayangkan, aku malah fokus kepada pemberi bahasa isyarat itu. Dan ada hal lain yang menarik, saat scene di studio aku menyadari bahwa pembaca berita itu membaca dengan menggunakan huruf braile. Ia seorang tuna netra. Dan google 'memberitahukan'  bahwa ia bernama Lee Chang Hoon.

Menurut beberapa sumber yang aku baca, Lee Chang Hoon ini berusia 25 tahun dan telah berhasil menyingkirkan 523 pelamar. Ia bukan hanya menjadi pembaca berita tuna netra pertama di KBS melainkan yang pertama di Korea. He's so kece! Keren sekali menurutku.

Ia mengingatkanku tentang Christine Ha. Christine adalah pemenang Masterchef US 3. Dan ia juga merupakan seorang tuna netra. Christine telah mendapatkan Bachelor of Bussiness Administration degree di Universitas Teksas (2001) dan Master of Fine Arts degree di Program Menulis Kreatif di Universitas Houston (2012).

Seperti tagline pada film animasi Ratatouille, anyone can cook. Sepanjang acara Masterchef US, ia sering dibantu untuk mengambilkan bahan makanan di pantry. Aku telah mengetahui Christine dari awal ia mengikuti audisi, dan ia sering mendapat pujian mengenai masakan yang ia buat. Awalnya ia diremehkan dan selalu menjadi pilihan terakhir dalam kelompok, bahkan ia sendiri pun meremehkan dirinya sendiri karena keterbatasan penglihatannya. Hingga ada satu scene dimana Gordon Ramsay, salah satu juri, menyemangatinya dan berkata bahwa ia tidak boleh meremehkan dirinya sendiri. Christine ikut menangis. Sungguh adegan yang membuat terharu :')

Lee Chang Hoon dan Christine Ha hanya sebagian kecil contoh dari dunia ini yang menunjukkan bahwa keterbatasan yang ada pada diri mereka tidak menghambat impian mereka. Sedangkan kita seringkali terbentur kata malas dalam melakukan sesuatu, seringkali mengeluh jika sakit sedikit. Padahal hanya ada sebuah kalimat sederhana untuk mewujudkan itu semua, never gives up.

Jadi, apa yang sudah kita lakukan selama ini?


picsource:
http://blogs.rnw.nl/medianetwork/files/2011/08/kbs-blind-anchor-205x300.jpg
http://img2.timeinc.net/ew/i/2012/06/20/MASTERCHEF-HA_320.jpg

the most common way i make a story

Genre. Roman, remaja.

Peran utama, protagonis. Setengah aku ditambah kekayaan dan hal-hal lain yang aku inginkan ada pada diriku. Sempurna!

Teman peran utama. Seperti kebanyakan semua peran pendukung, selalu ada disaat dibutuhkan. Ia menguasai seperdelapan cerita.

Keluarga peran utama. Harmonis, tanpa cela atau dengan banyak cela. Harus memiki kakak yang sangat menyayangi dia.

Yang akan menjadi pasangan peran utama di akhir cerita. Laki-laki yang aku inginkan, karakter tanpa cela.

Ending. mereka akhirnya bersatu atau dipisahkan oleh kematian

Ah! aku harus benar-benar keluar dari 'kotak' ini.
Aku benar-benar butuh ide lain!

Monday, January 7, 2013

another thought

Saat itu tengah berlangsung diskusi kelas, dosen kami mengangkat topik yang cukup menarik untuk mahasiswa seusia kami yang baru saja menduduki smester satu. Poligami. Beliau meminta kami terbagi menjadi dua kelompok, yang setuju di sebelah kanan, dan yang tidak setuju di sebelah kiri.

Seorang teman mengungkapkan pemikirannya atas persetujuannya akan poligami. Ia seorang perempuan dan ia berada di tengah-tengah laki-laki di kelas kami yang hampir semuanya menyetujui poligami. Menarik, bahkan aku masih ingat betul apa yang ia katakan walaupun sudah dua tahun berlalu.
Jika kalian tidak setuju akan poligami, berarti kalian lebih mencintai suami kalian daripada Allah dong?
Dan hampir semua dari kami pun terdiam. Apa yang harus dibantah dari pernyataan itu?
Aku? Aku sih termasuk yang tidak setuju. 

Wallahualam :)