Friday, June 27, 2014

Somebody That You Used To Know

Entah. Aku rasa kata itu cukup untuk mengawali semuanya. Kemudian, selanjutnya dimulai dengan kamu. Kamu berada dihadapanku dengan jarak kurang dari satu meter. Aku bisa melihat kamu dengan jelas. Mata yang dahulu pernah menatapku dengan penuh kasih, kini dipalingkan ke arah lain. Mulut yang pernah menyuarakan bahwa kamu menyayangiku, kini menyuarakan hal lainnya tanpa mengajakku turut serta dalam pembicaraanmmu. Bagian terburuknya aku berada tepat dihadapanmu dan kamu lebih senang memalingkan wajahmu ke arah lain atau fokus terhadap makananmu. Dan aku? Aku hanya bisa menatapmu, kosong, dengan semua rasa sakit yang semakin lama terasa menyesakkan. Bahkan disaat kamu membelakangiku, bersenda gurau dengan orang lain—atau wanita lain lebih tepatnya—aku masih saja memperhatikan punggungmu yang sesekali bergerak seirama putaran badanmu. Aku bahkan kasihan pada diriku sendiri, bisa-bisanya aku merendah seperti ini,bahkan mengabadikannya ini pada sesuatu yang lebih kuat daripada sekedar ingatan. Bodoh!

Lupa. Sungguh, sekarang semuanya terasa samar. Aku mulai lupa saat-saat yang membuatku berpikir bahwa aku wanita beruntung memilikimu, aku bahkan tidak ingat bahwa kita pernah menjalin sebuah hubungan dan yang kemudian berakhir begitu saja.



Bohong. Tentu saja tiga kalimat di atas bohong. Mana mungkin aku tidak ingat. Aku bahkan masih bisa memutar ulang semua kejadiannya. Hanya saja tidak seperti dulu yang meninggalkan senyuman saat aku mengingatnya, kali ini lebih terasa pahit. Kali ini rasa sakitnya bukan karena semua omong kosong yang pernah kamu ucapkan padaku, tetapi karena kamu mengabaikanku.Sakit karena rasanya bukan sebagai teman. Tetapi aku hanya sebagai kenalanmu. Ya seorang kenalan dimasa lalu.

No comments:

Post a Comment